Salah satu teori tentang mendapatkan keberuntungan adalah kesiapan menyambutnya dengan cepat dan sigap. Kalau ditanya pada setiap orang apakah mereka siap menerima keberuntungan? Mereka akan menjawab serentak sangat siap. Selanjutnya, pertanyaan diajukan lagi, bagaimana persiapan mereka menghadapi keberuntungan? Sampai dengan pertanyaan ini kebanyakan dari mereka tidak memiliki persiapan untuk siap menyambut keberuntungan.
Apa artinya siap? Siap dalam posisi bertanding berarti selalu waspada, siaga, terhadap serangan atau menyerang. Siap sebagai murid harus terus belajar, agar bisa maju, lulus, dan berhasil. Siap sebagai pebisnis harus selalu memiliki tabungan, atau aset yang siap dicairkan menjadi uang untuk mengambilnya menjadi keberuntungan dari peluang-peluang yang ada. Tabungan atau aset yang dimaksud adalah bisa harta benda yang berwujud atau tidak berwujud (ilmu, nama, merek, jaringan, dsb). Siap juga berarti selalu belajar, memperbaiki diri, tekun, fokus dan rajin dalam segala kondisi, tanpa banyak alasan.
Dalam kondisi pandemi yang berkepanjangan ini, hanya pengusaha yang siap yang bisa disambangi oleh keberuntungan. Mereka yang tidak siap, terpaksa tiarap, dilewati oleh dewa keberuntungan yang datang dan pergi tiba-tiba, tanpa permisi.