You are currently viewing Jalan Tengah.

Jalan Tengah.

Sidharta Gautama berusaha terlalu keras dalam pertapaan dan puasanya untuk menemukan obat pemotong lingkaran samsara, lingkaran kehidupan berulang, suka-duka, lahir,tua, mati, sampai dirinya kurus kering tergeletak di bawah pohon.  Seorang pemetik kecapi berbincang dengan temannya tentang bagaimana mendapatkan dentingan kecapi yang bagus adalah dengan mengatur ketegangan dawai yang sedang, tidak terlalu kencang dan juga tidak terlalu kendor.  Dawai yang disetel terlalu kencang akan memberikan suara tinggi dan mudah putus.  Dawai yang disetel terlalu kendor akan memberikan suara rendah, membosankan.  Untuk mendapatkan suara kecapi yang merdu dan indah, dawai harus disetel dengan ketegangan yang sedang-sedang.  Nasihat pemetik kecapi itu menginspirasi Sidharta Gautama untuk menjalani hidup yang sedang-sedang, dan lahirlah ajaran jalan tengah, jalan yang seimbang lahir-batin untuk mencapai tujuan.

Watu saya remaja, saya belajar terlalu keras (saat menjelang ulangan/ ujian), bermain terlalu keras juga (untuk olah raga yang saya senangi), tidur terlalu lama (terutama hari libur), begadang terlalu sering (bila ada teman ngobrol sambil bermain catur dan gitar), dan makan terlalu banyak (untuk makanan yang saya sukai).  Hasilnya, saya sering sakit, badan lemah, pikiran kurang fokus, dan kurang berprestasi.  Ayah saya menasihati agar saya berusaha, belajar, bermain, bekerja, makan, minum dan menjalani hidup dengan cara yang sedang-sedang, tidak ekstrim, yang disebut dengan jalan tengah.  Saat itu saya belum mengerti maksudnya, tapi saya hanya mengangguk pura-pura mengerti, sambil tersenyum, ngeloyor pergi, agar tidak kena semprot.

Setelah saya berkeluarga, baru saya mengerti arti dan manfaat jalan tengah bagi kehidupan saya.  Saya juga melihat teman-teman saya yang tidak menjalani hidup jalan tengah, hidup yang ekstrimis serba terlalu, ternyata mereka mudah sakit, cepat tua dan juga umurnya pendek, serta hubungannya dengan teman/ keluarganya kurang harmonis.

Di dalam tubuh kita ada sistim pengatur sejenis alarm untuk mengingatkan kita agar hidup seimbang, tidak terlalu keras dan juga tidak terlalu lembek. Sakit kepala, mengantuk, lemas, panas tubuh tinggi/ rendah, adalah contoh alarm yang muncul untuk mengingatkan kita agar beristirahat setelah bekerja keras, beristirahat saat sakit, makan atau minum jika lapar atau haus.  Sering kali kita terus melawan atau tidak menghiraukan alarm tubuh, sehingga tubuh harus menyesuaikan alarm-nya dalam kondisi ekstrim atau mematikan alarm-nya, sehingga tubuh menjadi lemah dan sakit.  Demikian juga dalam menjalani bisnis dan mengatur keuangan keluarga, alarm sakit, setres diingatkan saat hubungan memanas, karena salah satunya kekurangan uang, seperti panas badan yang meninggi karena kekurangan air.  Dalam bisnis, penerapan ilmu menjual, berproduksi, mengelola uang dan mengelola SDM adalah hal yang sangat penting dipraktikkan dengan cermat, dengan metode jalan tengah, tidak terlalu kencang, tidak juga terlalu kendor.  Jika terlalu kencang akan mengakibatkan salah investasi dan rugi, jika terlalu kendor akan lambat mengambil keputusan dan kehilangan peluang. 

Jika anda sakit atau setres, maka segeralah beristirahat, mengambil cuti, pergi bermain bersama keluarga kecil anda, untuk meredakan ketegangan dan penyembuhan.  Jika anda merasa malas, kurang gerak, kurang kreatif, lambat dan ragu, maka gerakkan badan, berusahalah lebih keras untuk mendapatkan semangat, gairah dan merebut peluang.  Anda harus mengetahui dan merasakan sendiri keadaan tubuh dan pikiran anda apakah sudah dalam posisi jalan tengah atau jalan ekstrim, dengan pengamatan yang seksama, sehingga anda bisa menjalani hidup dan bekerja dengan relaks dengan prestasi yang maksimal.  Dengan metode jalan tengah, saat anda sakit atau setres, tubuh dan pikiran anda akan cepat sembuh, anda tidak cepat menua, tidak sakit berlama-lama, karena tubuh dan pikiran anda relaks dan gembira. 

Seperti pemetik kecapi yang mengetahui kondisi ketegangan dawainya saat mendengarkan bunyi petikannya.  Dia selalu mengatur jalan tengah ketegangan dawainya, agar dawainya tetap berbunyi indah dan tidak cepat putus, jari-jari pemetik kecapi juga tidak merasa sakit dan bisa memainkan lagu sambil tersenyum, pendengar petikan kecapinya bisa menikmati indahnya lagu yang dimainkan sambil mengagguk-anggukkan kepala mengikuti irama lagu.  

Tinggalkan Balasan