Apakah Keberuntungan Itu Ada?

Debat tentang keberuntungan sudah lama terjadi, mereka terbelah menjadi dua kubu.  Kubu yang pertama mengatakan bahwa keberuntungan itu tidak ada, yang ada hanya kerja keras dan ketekunan, sukses harus diraih dari kerja keras dan ketekunan, tidak langsung jatuh dari langit.  Kubu yang kedua mengatakan bahwa keberuntungan itu ada, buktinya banyak orang yang beruntung di tengah ketidak-beruntungan orang lain, di antara banyak masalah yang membuat kerugian yang dihadapi orang lain, justru ada orang yang beruntung.   Banyak orang yang bekerja keras membanting tulang, misalnya buruh tani dan buruh bangunan nasibnya tetap miskin, sebaliknya banyak anak orang kaya dan orang keturunan priyayi, walau otak dan pengalamannya cetek, tapi nasibnya beruntung.  oleh karena itu keberuntungan itu ada,  walau tanpa kerja keras dan ketekunan.   Selanjutnya perdebatan itu berlangsung dari dulu sampai sekarang, mereka terbelah menjadi dua kubu, pro kerja keras dan pro menunggu keberuntungan, kubu manapun bisa diikuti, karena manusia bebas memilih.

Keberuntungan dalam filosofi Hindu-Budha disebut karma baik.  Dalam filosofi Karma disebutkan apa yang ditanam begitulah hasilnya, menanam kebaikan menghasilkan kebaikan, menanam keburukan menghasilkan keburukan.  Setiap sebab akan menghasilkan akibat, setiap perbuatan akan menghasilkan hasil dari perbuatan.  Perbuatan yang dimaksud bukan saja perbuatan saat kehidupan sekarang, tapi juga di kehidupan lampau.  Perbuatan-perbuatan baik dan buruk berbuah di saat sekarang atau di masa kehidupan yang akan datang.  Kesimpulannya adalah teruslah rajin berbuat baik agar karma baik berbuah sehingga akan dihasilkan buah-buah keberuntungan, atau teruslah rajin berbuat tidak baik agar karma tidak baik berbuah sehingga akan dihasilkan buah ketidak beruntungan.

Kerja keras dan ketekunan, pengabdian dan kesetiaan, kejujuran dan keberanian berkorban adalah karma baik dalam berusaha.  Bagi mereka yang mempraktikkan laku tersebut secara terus menerus, maka karma baik akan berbuah menjadi keberuntungan, dimana saat banyak orang yang tidak beruntung, justru dialah yang beruntung.

Dalam menghadapi pandemi Covid 19 ini, negara-negara yang tekun bekerja keras melakukan penelitian-penelitian ilmu biologi, kesehatan, beruntung menjual produk vaksin, vitamin, obat-obatan.  Tetapi negara-negara yang malas meneliti tentang hal tersebut, tidak beruntung, karena uangnya habis untuk membeli vaksin, vitamin dan obat-obatan.  Jadi, ketekunan dan kerja keras adalah karma baik yang diinvestasikan sebelumnya, dan berbuah menjadi keberuntungan sekarang.

 

Tinggalkan Balasan