Salah satu strategi marketing di era ekonomi lesu adalah memberikan potongan harga kepada konsumen. Besarnya potongan harga tersebut disesuaikan dengan daya beli konsumen, asal ada selisih harga atau keuntungan sedikit bagi penjual/ produsen untuk sekedar bernafas, agar bisa melanjutkan usaha. Strategi diskon tersebut terjadi di hampir semua lini bisnis, dari toko eceran, makanan, minuman, hotel, transportasi, pakaian, sepatu, kosmetik, makanan kesehatan, dll.
Daya beli masyarakat yang lemah membuat konsumen beralih membeli produk alternatif yang lebih murah, atau menunda pembelian dengan menunggu harga turun, atau tidak jadi membeli karena alasan keuangan yang belum ada. Produk-produk alternatif yang harganya lebih murah berusaha ditawarkan ke pembeli, walaupun produknya memiliki kualitas yang lebih rendah. Misalnya: produk makanan dan minuman yang dijual di restoran mahal ditinggal oleh konsumennya dan mereka beralih ke produk warung – warung makanan yang lebih murah. Hotel-hotel yang mahal terpaksa memberikan diskon lebih dari 50% untuk menginap dengan alasan agar tetap bisa menjalankan aktivitas bisnisnya.
Penjualan gabungan produk, dengan memberikan bonus produk lain dan diskon tertentu juga bisa meningkatkan penjualan, misalnya konsumen yang membeli produk A kan mendapatkan produk B dan fasilitas produk C. Strategi diskon ini juga bertujuan untuk menjual produk lebih banyak, pelanggan lebih banyak, walau dengan harga yang murah.
Dengan memberikan diskon kepada pelanggan diharapkan dapat memutar roda bisnis di era ekonomi lesu, merupaka cara kreatif untuk tetap bisa menarik pelanggan dan juga menjaring pelanggan-pelanggan baru, agar produk yang dijual oleh konsumen tidak dilupakan, dan bisnis bisa berjalan walau tidak begitu lancar.