Yayasan IPSA (Institut Pengembangan Sumber Daya Alam) yang didirikan pada 1997 menyelesaikan tugasnya dalam mengembangkan pertanian organik dan Teknologi EM di Indonesia melalui pelatihan dan pendidikan, karena masalah pendaftaran nama, selanjutnya tugas tersebut dilakukan oleh Yayasan GNW (Gede Ngurah Wididana).
Apalah arti sebuah nama? Meski kita menyebut sekuntum mawar dengan nama lain, wanginya akan tetap semerbak, demikianlah kata-kata Juliet ketika merindukan kekasihnya Romeo dalam drama tragedi Shakespeare. Untuk sebuah produk yang memasarkan barang dan jasa, nama itu sangat penting untuk dikenal, karena nama merupakan merek yang memberikan garansi. Tapi untuk sekuntum mawar, yang bentuknya bisa mudah dibedakan dengan bunga – bunga lainnya, maka mawar tetaplah mawar, walau diberikan nama berbeda.
Nama Yayasan GNW adalah nama yang lama tetapi baru. Nama lama karena nama tersebut sudah ada sejak 1961, nama baru karena nama tersebut baru didaftarkan di Depkumham sebagai nama yayasan sejak 2022. Walaupun dia adalah nama baru, tetapi tetap saja dikenal sebagai nama lama, yang sudah dikenal. Itulah sedikit makna dari apalah arti sebuah nama, nama akan menjadi berarti jika belum dikenal, nama akan menjadi tidak berarti jika sudah dikenal. Suatu hal yang membuat dikenal adalah tentang kiprah dan prestasi yang sudah dikerjakan. Dalam hal ini yayasan IPSA telah bekerja mengembangkan pertanian organik dan Teknologi EM sejak 1997, dan Gede Ngurah wididana sebagai pribadi adalah nama di belakang IPSA. Perjalanan waktu selanjutnya menyempurnakan apa yang telah dilakukan oleh IPSA, agar yayasan GNW bisa lebih berprestasi secara kualitas dan kuantitas untuk pelayanan kepada masyarakat, dengan mamajukan pertanian organik dan Teknologi EM.