Saraswati sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan, mengingatkan manusia bahwa ilmu pengetahuan itu harus dipelajari secara bertahap. Keindahan ilmu pengetahuan yang mengagumkan harus dinikmati dan diterapkan secara bertahap pula. Bertahap artinya perlahan, terstruktur, dan sesuai kemampuan orang yang mempelajarinya, jangan sampai terlalu banyak, terlalu sedikit.
Dalam peringatan Saraswati ada suatu seremoni doa dan puji syukur kepada Hyang Widhi akan turunnya ilmu pengetahuan yang akan dan telah berhasil dipelajari. Banyak orang memulai pelajaran tertentu dengan mengambil hari saraswati dengan harapan ilmu itu bisa sukses dipelajari di hari turunnya ilmu pengetahuan. Mengambil hari baik, di hari Saraswati untuk memulai belajar ilmu pengetahuan adalah sah-sah saja, sesuai keyakinan dirinya sendiri, semacam otosugesti untuk tetap tekun dan bersemangat belajar ilmu pengetahuan yang diminati. Lebih jauh daripada itu adalah bagaimana memotivasi diri sendiri agar seseorang terus bisa haus akan ilmu, dari sedikit demi sedikit dan lama-lama menjadi bukit. Seperti dikatakan dalam Kitab Nitisastra, bahwa dalam hal belajar ilmu pengetahuan dan mencari kekayaan haruslah dilakukan oleh seseorang secara sedikit-sedikit, seperti air menetes yang lama-lama menjadi banyak, atau air menetes yang lama-lama bisa melubangi batu. Maksudnya adalah belajar dan mencari kekayaan secara perlahan, bertahap, terukur, terstruktur.
Bagaimana jika belajar ilmu pengetahuan dan mencari kekayaan dilakukan sekaligus, maksudnya dengan memakai jalur cepat/ singkat, agar seseorang bisa cepat pintar dan cepat kaya? Hasilnya tidak akan bagus. Contohnya orang yang belajar cepat melebihi kemampuan bisa pusing, bingung, setres, sombong, atau gila. Orang yang bekerja langsung kaya bisa mencari kekayaannya dengan cara melawan hukum, seperti korupsi, mencuri, menjual obat terlarang,dsb. Orang yang menang lotre dalam jumlah besar akan cepat uangnya habis dan berakhir tragis dalam kebangkrutan. Oleh karena itu, orang belajar harus bertahap dan terstruktur, dari tingkat pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, sampai universitas, jangan tidak terstruktur dan dibolak-balik, karena hasilnya bisa berantakan.
Saraswati terus diperingati setiap 210 hari oleh umat Hindu, tapi jika seseorang tidak belajar dengan penuh komitmen, dengan mencintai apa yang dipelajari, dengan tujuan tulus, maka peringatan saraswati ibarat pepesan kosong, yang hanya besar kulitnya, tapi isinya kosong. Proses belajar ilmu pengaetahuan yang perlahan dan bertahap itu saya ibaratkan dengan proses pembuatan pepes ikan. Pepes ikan yang enak dan gurih harus isinya lembut, tidak terlalu padat dan juga tidak terlalu kosong, harus diberi bumbu yang pas, harus dibakar dengan perlahan, sehingga rasa dan aromanya mantap, dan dagingnya pun empuk, sehingga bisa memuaskan selera penikmatnya, tanpa ada rasa penyesalan akibat proses pembuatannya yang salah, yang mengakibatkan pepes menjadi gosong atau mentah karena tukang masak yang kurang sabar membakarnya, atau kurang bumbu, atau kurang segar ikannya, sehingga rasa pepesnya tidak sesuai harapan.