Arti Merek (3)

Merek itu harus dibangun, diciptakan, dilahirkan, dari sebuah nama, yaitu dari produk yang memiliki nama.  Nama itulah merek, yang berarti produk atau jasa yang ditawarkan/ dijual kepada pelanggan, untuk dipilih dan dibeli, sehingga bisnis/ usaha bisa berjalan maksimal.

Produk tanpa merek adalah produk generik, produk yang biasa-biasa saja, seperti air, gula, teh atau kopi, yang bisa didapatkan dimana-mana dengan nama umum (generik), dengan cita rasa yang hampir sama.  Saat air, gula, teh, atau kopi diberi merek, maka nama (merek) tersebut membedakan produk-produk yang sejenis, bukan saja karena nama mereknya yang berbeda, tetapi kandungan di dalam produk itu yang berbeda, seperti: rasa, aroma, warna, kandungan nutrisi, vitamin, mineral, dan keunggulan lainnya yang membedakan, yang memberikan nilai tambah dari produk generik tersebut, sehingga memberikan keuntungan/ manfaat bagi penggunanya.  Merek itu dicari / dibeli karena keunggulannya, atau nilai manfaatnya yang dirasakan oleh konsumen.  Tanpa nilai manfaat, merek tidak akan berarti apa-apa, hanya nama belaka, sekedar gaya.

Untuk bisa menghasilkan/ memberikan manfaat di dalam produk, maka produk harus memiliki kualitas yang tinggi/ bagus, karena kualitas menentukan posisi/ nilai tawar merek.  Dibalik kualitas ada pengalaman, sejarah, budaya, teknologi, manajemen, sumber daya manusia yang berkualitas juga.  Inilah membedakan produk yang berkualitas dan yang tidak berkualitas.  Produk yang berkualitas dipercaya, karena kualitas dan garansinya, yang dibangun melalui proses jangka panjang.  Sebaliknya produk yang tidak berkualitas selalu dipertanyakan, dengan keraguan, karena dibutuhkan pembuktian, kebenaran dari suatu klaim, melalui proses/ waktu, bukan sekedar iklan bombastis, atau Marketing Lewat Mulut (MLM), tapi kenyataannya yang memang demikian,  harus dibuktikan oleh masyarakat pengguna produk.

Merek menentukan segmentasi (bagian) pasar, dibagian mana produk itu diterima oleh pasar, yang dibagi berdasarkan gender (jenis kelamin), ras/ bangsa/ suku bangsa,  umur, daya beli (harga), efisiensi penggunaan, kenyamanan, fungsi produk, harga diri/ prestise pengguna, dll.  Sangat banyak faktor yang menentukan pengguna untuk membeli produk dengan merek tertentu, sehingga suatu produk/ organisasi harus terus memelihara dan memperkenalkan mereknya secara kontinyu, agar merek selalu diingat dan melekat kuat di pikiran dan hati konsumen.  Jika tidak, maka merek yang dulunya kuat bisa menjadi melemah dan dilupakan konsumen, dan segera diganti oleh merek baru yang meyalip menduduki posisi terdepan tanpa disadari oleh pemilik merek lama, seperti mobil balap yang mesinnya ngadat, disalip ditikungan oleh mobil yang dibelakangnya dengan tanpa permisi.  Merek lama yang tidak dirawat dengan baik, menjadi sejarah yang terlupakan, bahwa dia pernah ada di generasi sebelumnya, seperti dongeng belaka, antara ada dan tiada.

Tinggalkan Balasan