Berani bermimpi itulah nasihat sensei kepada karyawannya yang pekerja lepas di sebuah restoran kecil, dalam novel “Polaris musim dingin,” karya Alicia Lidwina. Kebanyakan dari kita, terutama mereka yang terkena penyakit virus rendah diri, merasa malu atau takut mengatakan mimpinya. Virus rendah diri itu muncul akibat pendidikan, pergaulan, pola pikir yang merasakan diri belum cocok, belum saatnya atau belum perlu, karena malu dan ragu mengatakan mimpinya, apalagi mengumumkan mimpinya kepada orang lain atau masyarakat luas. Minimal mimpi itu diucapkan untuk dirinya sendiri, sampai menjadi suatu keyakinan akan dirinya suatu saat, atau pada waktu yang sudah dia jadwalkan mimpi itu bisa diwujudkan. Mereka yang tidak berani bermimpi, tidak berani mengucapkan mimpinya, walau untuk dirinya sendiri, ibarat hidup dalam cangkang yang membatasi diri dan pikirannya, seolah dia tidak mungkin bisa mewujudkannya, dia takut ada orang lain yang mencemooh, mencibir atau bertepuk tangan atas kegagalan prestasinya dalam mewujudkan mimpi itu.
Jangan takut bermimpi, karena dari mimpi itulah lahir energi yang sangat besar untuk berkarya, menemukan berbagai kemungkinan untuk berprestasi maksimal mewujudkan mimpi. Apa mimpimu tahun ini? Ucapkanlah dalam hati, komunikasikan dengan teman, tulis di status media sosial, deklarasikan, agar semakin banyak orang yang tahu akan mimpimu, maka semakin banyak orang yang mendukung, kagum dan memberikan jalan untuk maju mewujudkan mimpimu. Dia yang memiliki mimpi akan memiliki masa depan. Kalaupun ada yang mencoba mengecilkan dan menganggap enteng mimpimu, jangan dipikirkan, terbanglah ke atas, melompatlah ke depan, pecahkan cangkang pembatas pikiran kerdil, wujudkan mimpi, biarkan mereka yang mencoba mengerdilkan mimpimu akan menjadi malu saat mimpi anda berhasil diwujudkan. Tentu semuanya itu harus dikejar dengan kerja keras, berusaha maksimal, penuh doa, keringat dan air mata. Apa Mimpimu Tahun Ini? Kejarlah dan Wujudkanlah, Jangan Ragu.