Terus terang, setelah saya tamat universitas (S1), saya tidak bisa menulis. Sutan Takdir Alisjahbana seringkali menyuruh saya untuk menulis tentang apa saja saat saya berdiskusi dengannya di Balai Seni Toya Bungkah. Saya tidak tahu bagaimana caranya mulai dan meneruskan menulis sampai menjadi sebuah tulisan. Saya kekeringan ide, miskin bahan tulisan, bahkan untuk membuat kalimat pembuka untuk satu paragraf saja saya tidak bisa. Terus terang saya malu dengan ijazah insinyur pertanian yang membebani itu.
Kenapa saya tidak bisa menulis adalah karena saya tidak memiliki bahan baku ide tulisan, kurang membaca buku. Ibarat tukang masak yang tidak bisa memasak karena tidak meiliki bahan baku untuk dimasak. Selanjutnya, saya mulai rajin membaca dengan membeli atau memfotokopi buku-buku yang saya suka. Setelah saya banyak membaca bukupun saya belum bisa menulis, karena saya tidak disiplin menulis. Tulisan saya terlalu lama lahirnya, sering tulisan hanya selesai setengah dan tersimpan di laci. Jadi, disiplin menulis adalah komitmen untuk menulis, dengan menggali ide-ide tulisan melalui banyak membaca, sehingga pikiran, rasa menyatu menjadi sebuah tulisan yang digerakkan oleh tangan.
Untuk apa menulis? Pertanyaan itu harus dijawab dulu dengan baik, sehingga ditemukan alasan yang kuat untuk apa menulis.
Sewaktu saya menjadi peneliti masalah Teknologi EM, saya memiliki kewajiban mempublikasikan karya saya dalam bentuk karya ilmiah yang bisa saya seminarkan dalam berbagai pertemuan ilmiah di dalam dan di luar negeri. Sewaktu saya aktif di dunia politik dan masyarakat, saya memiliki kewajiban untuk menuliskan tentang pandangan dan sikap saya dalam politik dan fenomena yang ada di masyarakat. Sewaktu saya aktif di dunia bisnis dan kepemimpinan, saya memiliki tugas sebagai pemerhati masalah bisnis dan kepemimpinan. Sewaktu jaman media sosial dunia maya, saya memiliki kewajiban untuk hadir di dunia maya menyumbangkan ide, berbagi pengalaman dan membina pertemanan. Artinya, saya memiliki jawaban atas pertanyaan untuk apa menulis, yaitu: belajar, berbagi, dan berkomunikasi dengan diri sendiri dan orang lain. Dengan menulis saya belajar, membagi ilmu, dan mencari teman.
Setelah pertanyaan untuk apa menulis saya temukan, maka dengan mudahnya saya mencari ide, menuliskan ide, merangkum ide menjadi tulisan yang menarik, yang semuanya itu juga harus dilalui dengan latihan dan belajar. Saya mendapatkan banyak teman, banyak kesempatan, banyak ide-ide bagus dari banyak membaca dan banyak menulis.