Jika anda ingin bertani, mulailah dari hal yang kecil, yaitu dengan wadah pot. Bertani di dalam pot digunakan untuk lahan yang terbatas di perkotaan/ perumahan, atau di atas atap rumah. Pot yang digunakan terbuat dari tanah, semen, plastik, bekas wadah cet, galon air, ban luar mobil, tangki air bekas, pipa paralon air, dll. Pot-pot tersebut ditata sedemikian rupa secara bertingkat, diletakkan di bagian dasar ruangan, atau digantung di tiang-tiang. Fokus utama bertani dalam pot adalah tanaman sayur-sayuran, seperti bayam, cabe, tomat, kacang panjang, buncis, kangkung, sereh, jahe, lengkuas, kunyit, kencur, jeruk purut, bawang daun, sawi hijau, dll.
Media yang digunakan adalah tanah subur dan pupuk organik bokashi, pupuk kandang. Pembibitan dilakukan 3 minggu sebelumnya di pot lain dengan media tanah subur. Campurkan tanah subur dan pupuk kandang 1:10, kemudian dimasukkan ke dalam pot, selanjutnya ditanami bibit. Siram bibit setiap hari agar tumbuh segar dan subur. Siramkan air yang telah dicampur EM4 (1:20) setiap minggu. Setelah tanaman berumur 1 bulan, penambahan pupuk kotoran hewan bisa diberikan ke masing-masing pot 2-4 genggam. Tanaman sawi hijau, kangkung, bawang daun dan sayuran daun lainnya bisa dipanen bertahap sampai produksinya habis dipanen. buah tanaman cabe, tomat, terong dipanen bertahap, sesuai kebutuhan untuk konsumsi di dapur. Sesuaikan besarnya ukuran pot dan besarnya/ tingginya tanaman sayur di saat panen, agar tanaman bisa berproduksi maksimal.
Tanaman bisa dirawat lebih lama berproduksi dengan memberikan pupuk organik dari kotoran hewan yang sudah difermentasi dengan EM4. Penyiraman tanaman harus rutin, jangan sampai tanaman dalam pot kekeringan, atau kelebihan air. Pastikan di bagian bawah pot sudah berlubang, agar akarnya sehat. Penyiraman EM yang dicampur air setiap minggu dilakukan. Jika ada daun kering/ sakit, segeralah dipotong dan dibuang. Persiapkan pembibitan tanaman sayur yang baru untuk penanaman selanjutnya. Bibit tanaman yang baru bisa ditanam di dalam pot yang sama dengan menambah pupuk organik ke dalam pot. Jika tanah di dalam pot keras, maka tanah tersebut digemburkan atau diganti/ ditambahkan dengan tanah yang baru. Rawatlah tanaman baru dengan baik: memupuk, menyiram dan membasmi hama jika terserang. Karena hama yang menyerang relatif sedikit, cukup menggunakan tangan untuk mengambilnya, atau menyemprot dengan EM dan air dengan perbandingan 1:10, bisa juga dicampur dengan bawang putih untuk antioksidan pembunuh hama. Sisa-sisa tanaman setelah panen bisa dipotong kecil-kecil untuk campuran pupuk organik pada penanaman selanjutnya.
Tujuan berkebun sayur di dalam pot adalah untuk hobi dan konsumsi rumah tangga dalam skala kecil. Dengan melihat tanaman sayur hasil tanaman sendiri tumbuh subur di dalam pot, hati merasa bahagia. Hasil tanaman sayur juga bisa dikonsumsi untuk meningkatkan/ memenuhi gizi keluarga, dari produk sayur organik yang berkualitas.