Ketahanan pangan adalah hal yang sangat prinsip dilakukan oleh pemerintah untuk tujuan swasembada, untuk tujuan agar masyarakat mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Ketahanan pangan secara makro dipikirkan dan dilakukan oleh pemerintah, dimulai dari kebutuhan pokok, seperti padi, kedele, jagung, minyak, telor, daging,ikan, susu, dan sayur-sayuran. Ketahanan pangan beras dimulai dari politik beras, bagaimana penentuan harga dan infrastruktur pengadaan produksi beras, seperti sawah, air, pupuk, sarana produksi dan penanganan pasca panen. Harga produk pertanian yang bagus akan memotivasi petani untuk berproduksi maksimal.
Ketahanan pangan dalam skala mikro dimulai dari komunitas dan desa. Ketahanan pangan untuk bahan makanan tradisional seperti biji-bijian, tepung, umbi-umbian, buah-buahan lokal, sayur-sayuran lokal, protein hewani dan nabati dari produk hewan yang tidak umum, misalnya ikan dan protein dari air laut dan air tawar, serta binatang seperti serangga, binatang melata (ular), burung, kodok, dll, yang biasa dimakan oleh masyarakat lokal dikaji nutrisi dan manfaatnya untuk dikembangkan dan dikomersialisasikan. Demikian juga makanan lokal dari berbagai jenis sayur herbal, tanaman perdu yang tidak umum di masyarakat, tetapi sudah dikonsumsi secara turun-temurun oleh masyarakat lokal bisa dibudayakan dan diinformasikan kepada masyarakat luas untuk ditanam dan disebarkan cara mengolah dan memasaknya. Di negara tropis yang subur seperti di Indonesia sangat banyak potensi sumber -sumber makanan lokal untuk ketahanan pangan.
Ketahanan pangan juga dimulai dari komunitas petani dengan lahan sempit berupa pekarangan untuk membudidayakan berbagai jenis sayur-sayur lokal dan unggas-unggas lokal. Setiap rumah tangga yang ada di desa dibudayakan untuk menanam dan memelihara jenis-jenis tanaman untuk dikonsumsi. Bibit-bibit tanaman lokal disebarkan ke komunitas petani dan desa agar lebih menyebar dan menjadi umum. Desa-desa tertentu akan memiliki jenis tanaman lokal tertentu untuk makanan sayur dan bahan untuk tepung dan protein, yang akan mengangkat desa tersebut mejadi daerah tujuan wisata kuliner.
Pemerintah membimbing dan mengembangkan percontohan budidaya tanaman lokal berdasarkan informasi budidaya tanaman yang sudah dilakukan secara turun-temurun/ empiris. Pemerintah dan masyarakat komunitas dan petani saling bahu-membahu menjaga ketahanan pangan secara mikro dan makro.