Manusia Merencanakan, tetapi Tuhan yang Menentukan.

Manusia adalah mahluk perencana, dia memiliki banyak pilihan, banyak keinginan, banyak rencana, dan banyak tujuan.  Jika seseorang tidak memiliki rencana, maka tujuan hidup tidak dimilikinya. 

Dalam manajemen, rencana sangat penting dimiliki untuk mendapatkan hasil yang bagus.  Setelah perencanaan haruslah dilakukan pengorganisasian, tindakan dan pengendalian.  Karena setiap rencana memiliki peluang untuk menemui perubahan, seringkali rencana yang sudah direncanakan tidak sesuai rencana, sehingga perlu dipersiapkan rencana lain yang harus dilakukan jika menemui perubahan, yang disebut dengan rencana A, rencana B, rencana C, dst.  Orang yang hanya mempersiapkan hanya satu rencana, tanpa persiapan rencana lain, pasti akan bingung di saat menemui hambatan.  Contoh: seorang pria yang merencanakan harus menikah dengan pacarnya, ternyata pacarnya sudah terlebih dahulu menikah dengan orang lain.  Karena pria itu tidak memiliki rencana lain, maka dia menghabiskan waktunya dengan sia-sia dalam penantian, sampai dia menjadi jomblo tua. 

Dalam bisnis dan politik jelas sekali ditekankan agar seseorang memiliki beberapa rencana, karena perubahan yang sangat dinamis dengan ketidak-pastian yang tinggi.  Rencana bisa berubah, tapi tujuannya sama, misalnya dalam bisnis tujuannya untung, dalam politik tujuannya menang/ kekuasaan.  Bisa juga perubahan rencana yang ekstrim mengakibatkan perubahan tujuan yang ekstrim pula, yaitu berputar haluan, untuk mempertahankan hidup atau melanjutkan hidup.  Sebagai manusia, dia harus terus berusaha, merencanakan, mengubah rencana untuk mencapai tujuan.  Kalaupun rencananya tidak sesuai rencana, maka dia harus terus berusaha/ bekerja memperbaiki rencananya dan menyelaraskan rencananya agar sesuai, merasa nyaman dengan rencana-rencana Tuhan, sehingga dia tidak setres atau bingung dengan rencana-rencananya sendiri. 

Manusia merencanakan, tetapi Tuhan yang menentukan, adalah ungkapan yang ditulis oleh Thomas a Kempis, dalam buku Imatio Christi (Mengikuti Jejak Kristus), untuk direnungkan, bahwa manusia bukanlah mahluk yang kuat, karena masih ada yang mengatur rencananya agar menjadi lebih selaras dengan tujuan hidupnya.  Walaupun Tuhan Maha Penentu, manusia juga harus memiliki rencananya sendiri, yang dia usahakan, sampai akhirnya dia memahami, dan bisa menyelaraskan hidupnya, bahwa di atas rencananya sendiri, masih ada rencana-rencana Tuhan yang menentukan hidupnya, yang tidak bisa ditawar dan harus diterima.  Itulah yang disebut dengan jalan hidup yang harus dijalani (rencana Tuhan), bukan jalan hidup yag ingin dijalani (rencana diri sendiri).  Selaraskanlah rencana anda (yang sudah anda susun) dengan rencana Tuhan (yang penuh misteri), agar anda merasa nyaman dalam bekerja, ibarat sapi yang bekerja membajak di sawah, pas dengan ukuran kuk  bajak yang menjepit lehernya, dia bekerja keras, tetapi tidak merasa berat.  Jika ukuran kuk bajak tidak sesuai dengan leher sapi, maka sapi itu akan merasa berat bekerja, walau pekerjaan yang dilakukannya sangat ringan.  Petani yang bijak harus segera menyelaraskan ukuran kuk bajak dengan leher sapinya, seperti Tuhan menentukan rencana-rencana manusia yang kurang tepat.     

Tinggalkan Balasan