Seorang ibu, atau lebih tepat disebut sebagai seorang sosok ibu, yang bisa diwakili oleh perempuan siapa saja memiliki karakter pemimpin yang memotivasi. Anak yang sakit dimotivasi oleh kakak perempuannya, ibu, bibi, neneknya untuk terus bersemangat dan berobat agar mendapatkan kembali kesehatannya. Demikian juga seorang suami yang lelah atau setres bekerja, dimotivasi oleh istri, anak perempuan, ibu, bibi, atau neneknya. Naluri keibuan untuk selalu mengayomi, memberi, menasihati, mendorong semangat anak-anaknya, atau pengikutnya untuk tujuan agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik.
Alicia Lidwina dalam novelnya berjudul “Polaris Musim Dingin” menceritakan tentang sosok sensei (guru), seorang janda tua paruh baya, sebagai pemilik dan pengelola restoran kecil, yang pekerjanya adalah tiga remaja yang kurang cinta kasih. Sensei itu dengan semangat guru, pemimpin, ibu, menyemangati pekerjanya yang dianggapnya sebagai anak sendiri untuk selalu bertahan dalam menjalani hidup. Nasihat yang terus diucapkannya adalah; “Bertahanlah, berjuanglah satu hari lagi.” Untuk satu hari artinya untuk hari ini bertahanlah. Bagaimana untuk hari esok? tetaplah bertahan untuk satu hari lagi. Setiap hari harus bertahan untuk satu hari. Apapun dan bagaimanapun besar masalah yang dihadapi, tetaplah bertahan untuk satu hari lagi. jangan putus asa, patah semangat, atau bunuh diri.
Perjuangan, kerja keras dan semangat membutuhkan daya tahan bekerja dan berusaha maksimal untuk satu hari lagi. Saya teringat orang-orang dengan kasus perceraian, bunuh diri, mengambil keputusan yang fatal, berhenti kerja, patah semangat, merasa gagal total, dan kejadian lainnya yang mematahkan semangat sehingga mereka mengambil keputusan yang salah, maka perlulah mengingat nasihat sensei: “Bertahanlah, hiduplah, bersemangatlah, berjuanglah, untuk satu hari lagi.” Dengan bertahan dan berjuang, pasti ada perubahan, perbaikan esok hari. Jangan menyerah untuk masalah hari ini. Hari esok pasti lebih baik.
Kata motivasi bahasa Jepang yang sering didengar, bahkan hampir setiap hari diucapkan oleh atasan, rekan kerja, ayah, ibu: “gamang suru (bertahanlah), gambatte (kerja keraslah, berjuanglah maksimal), yang dijawab dengan : “haik, gambarimasu”. “Kata-kata itu bukan sekedar kata basa-basi, tapi menjadi mantra semangat bekerja menyambut hari untuk tumbuh menjadi lebih baik.