Sejak sepuluh tahun terakhir, iklan di TV, radio kurang menggigit, kurang diperhatikan oleh pendengar dan pemirsa, dianggap mengganggu, dan dengan teknologi remote control, saluran TV dan radio langsung bergeser cepat. Besarnya biaya iklan menjadi tidak sebanding dengan penjualan yang , dihasilkan. Akhirnya, tim pemasaran dan komunikasi bisnis menjadi kebingungan, bagaimana caranya memperkenalkan produk dengan tanpa mengiklan, tanpa membakar banyak uang melalui pengeluaran biaya iklan.
Untung ditemukan cara baru dalam mengiklan dengan biaya rendah, yaitu dengan bercerita dan diceritakan tentang produk, bisnis, perusahaan, jasa, dsb. Buatlah produk anda bercerita dan diceritakan. Suatu cerita yang menarik akan dengan sendirinya menjadi iklan gratis yang dibagikan dari satu orang ke orang lain tanpa perlu disuruh-suruh. Sayangnya, terlalu banyak berita buruk, sensasional dan hoak yang dibuat untuk diceritakan dan bercerita, sehingga cerita (informasi) tersebut justru merusak citra/ branding produk.
Cerita yang baik harus direncanakan dengan baik pula, agar natural, mudah diterima, humanis, cinta lingkungan, peka terhadap masalah sosial. Dengan cerita yang baik, suatu produk akan memiliki nilai berita yang baik, yang dapat mengangkat citra/ branding produk anda. Disinilah pentingnya cerita, dan cerita itulah yang disebut dengan konten, konten yang menarik untuk diceritakan. Itulah bentuk iklan yang bergeser akibat lautan informasi yang sangat luas tersedia di jagat maya, dan masyarakat tidak lagi membutuhkan iklan, mereka membutuhkan cerita yang menghibur, menyentuh dan peduli, bukan iklan yang sekedar menjual.